Text
Seberkas Cahaya dalam Kegelapan
Penyucian hati dan pembersihannya secara menyeluruh dari segala hal, selain Allah swt. merupakan syarat awal bagi kamum sufi dalam thariqatnya. Sedangkan kunci yang harus dilalui adalah sebagaimana takbiratul ikhram yang harus dilalui oleh orang yang shalat. Kemudian tenggelamnya hati secara intens dalam dzikirullah, hingga akhirnya lebur (fana) secara total pada Allah Azza wa Jalla.rnSementara kondisi sebelum itu, tak lebih dari lorong sempit bagi penempuh yang melewatinya. Mukasyafah dan musyahadah secara jelas, merupakan pengalaman spiritual yang dialami dalam perjalanan thariqat ini. Sehingga dalam keadaan terjaga pun dapat menyaksikan malaikan dan ruh para nabi, mendengarkan suara-suara mereka, lalu memetik manfaar daripadanya. Setelah mencapai tahap ini, ruhani menjadi semakin meningkat dari penyaksian akan berbagai pemandangan dan keajaiban, kederajat yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Kalaupun harus diucapkan, kesalahan ucap tidak lagi bisa dihindarkan, karena tidak ada kata-kata yang pas untuk mengungkapkannya.rnDalam pendangan Al Ghazali, sebagaimana pengalaman keagamaan dan kesufiannya, bahwa untuk dapat mengenal Allah (ma'rifatullah), iman dan gurunya adalah Rasulullah, Muhammad saw. Dengan melalui pintu nubuwwah ini, merupakan jalan yang paling cepat, tanpa resiko, utamanya bagi orang-orang yang istimewa (khawas). Segala ketenangan dan gerakan kaum sufi secara lahir dan batin memang dipetik dan dipancarkan dari cahaya kenabian. Sementara setelah cahaya nubuwwah, bagi mereka tidak lagi ada cahaya yang dapat dipetik dan menerangi dunia ini.
00403 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain