Text
Linguae; sejumlah cerita
Dalam remang, entah pagi entah siang entah sore entah malam, kami terus menerus saling menguji daya cinta lidah kami. selalu remang. Hanya remang. Lebih baik remang-karena cinta yang jelas dan terang, yakin dan pasti, bersih dan steril, seperti bukan cinta lagi. Jadi memang tak bisa kulihat wajahnya dengan jelas-apakah yang masih bisa dilihat dari sebuah wajah yang terlalu dekat, begitu dekat, sehingga takberjarak, ketika saling menguji lidah, selain ketakjelasan dalam keremangan dengan cahaya lembut yang berusaha menembus gorden?rnrnMungkin itu sebabnya aku lebih sering ingat gorden daripada wajahnya, karena hanya dari balik gorden itu datang cahaya yang hanya membuat ruang menjadi temaram. Tutup Matamu
Seno Gumira Adjidhar | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain